Kamis, 27 Januari 2011

analisis Teori belajar konstruktivis

Belajar sains dan teknologi dengan Teori Belajar Ala Konstruktivis

Pendidikan sains dan teknologi berada di persimpangan jalan. Dalam rangka mempopulerkan sains-tek, diperlukan terobosan epistemologis dalam rangka membuka kebuntuan keilmuan yang ada selama ini. Apakah ada teori yang dapat menawarkan jalan keluar? Mari kita simak!

Teori Belajar dari Perspektif Konstruktivis

Secara umum yang disebut konstruktivisme menekankan kontribusi seseorang pembelajar dalam memberikan arti, serta belajar sesuatu melalui aktivitas individu dan sosial. Tidak ada satupun teori belajar tentang konstruktivisme, namun terdapat beberapa pendekatan konstruktivis, misalnya pendekatan yang khusus dalam pendidikan matematik dan sains. Beberapa pemikir konstruktivis seperti Vigotsky menekankan berbagi dan konstruksi sosial dalam pembentukan pengetahuan (konstruktivisme sosial) sedangkan yang lain seperti Piaget melihat konstruksi individu lah yang utama (konstruktivisme individu).

Konstrukstivisme Individu

Para psikolog konstruktivis yang tertarik dengan pengetahuan individu, kepercayaan, konsep diri atau identitas adalah mereka yang biasa disebut konstruktivis individual. Riset mereka berusaha mengungkap sisi dalam psikologi manusia dan bagaimana seseorang membentuk struktur emosional atau kognitif dan strateginya. Piaget misalnya mengusulkan tahapan kognitif yang dilakukan oleh semua manusia. Berpikir pada tiap langkah memasukkan tahapan sebelumnya sehingga makin terorganisir dan adaptif dan makin tidak terikat pada kejadian kongkrit. Piaget menjelaskan bagaimana tiap individu mengembangkan schema, yaitu suatu sistem organisasi aksi atau pola pikir yang membuat kita secara mental mencerminkan "berpikir mengenainya". Dua proses diaplikasikan dalam hal ini yaitu asimilasi dan akomodasi. Melalui asimilasi kita berusaha memahami hal yang baru dengan mengaplikasikan schema yang ada; sedangkan akomodasi terjadi ketika seseorang harus merubah pola berpikirnya untuk merespon terhadap situasi yang baru. Seseorang melakukan adaptasi dalam situasi yang makin kompleks ini dengan menggunakan schema yang masih bisa dianggap layak (asimilasi) atau dengan melakukan perubahan dan menambahkan pada schema-nya sesuatu yang baru karena memang diperlukan (akomodasi).



Foto Piaget tokoh psikolog konstruktivis


Penjelasan di atas menunjukkan penekanan Piaget terhadap pemahaman yang dibentuk oleh seseorang, sesuatu yang berhubungan dengan logika dan konstruksi pengetahuan universal yang tidak dapat dipelajari secara langsung dari lingkungan. Pengetahuan seperti itu berasal dari hasil refleksi dan koordinasi kemampuan kognitif dan berpikir serta bukan berasal dari pemetaan realitas lingkungan eksternalnya.

Hal yang paling mendasar dari penemuan Piaget ini adalah belajar pada siswa tidak harus terjadi hanya karena seorang guru mengajarkan sesuatu padanya, Piaget percaya bahwa belajar terjadi karena siswa memang mengkonstruksi pengetahuan secara aktif darinya, dan ini diperkuat bila siswa mempunyai kontrol dan pilihan tentang hal yang dipelajari. Hal ini tidaklah meniadakan faktor guru dalam proses pembelajaran, justru sebaliknya lah yang terjadi. Pengajaran oleh guru yang mengajak siswa untuk bereksplorasi, melakukan manipulasi, baik dalam bentuk fisik atau secara simbolik, bertanya dan mencari jawaban, membandingkan jawaban dari siswa lain akan lebih membantu siswa dalam belajar dan memahami sesuatu.

Konstruktivisme social

Berbeda dengan Piaget, Vygotsky percaya bahwa pengetahuan dibentuk secara sosial, yaitu terhadap apa yang masing-masing partisipan kontribusikan dan buat secara bersama-sama. Sehingga perkembangan pengetahuan yang dihasilkan akan berbeda-beda dalam konteks budaya yang berbeda. Interaksi sosial, alat-alat budaya, dan aktivitasnya membentuk perkembangan dan kemampuan belajar individual. Vygotsky melihat bahwa alat-alat budaya (termasuk di dalamnya kertas, mesin cetak, komputer dll) dan alat-alat simbolik (seperti sistem angka, peta, karya seni, bahasa, serta kode dan lambang) memainkan peran penting dalam perkembangan kognitif. Sistem angka romawi misalnya punya keterbatasan untuk operasi perhitungan; berbeda dengan sistem angka arab yang biasa kita gunakan yang mempunyai lambang nol, bisa dibentuk pecahan, nilai positif dan negatif, menyatakan bilangan yang tak terhingga besarnya dan lainnya. Sistem angka yang dipakai adalah alat budaya yang mendukung berpikir, belajar dan perkembangan kognitif. System simbol ini diberikan dari orang dewasa ke anak melalui interaksi formal ataupun informal dan pengajaran.

Vygotsky menekankan bahwa semua proses mental tingkat tinggi, seperti berpikir dan pemecahan masalah dimediasi dengan alat-alat psikologi seperti bahasa, lambang dan simbol. Orang dewasa mengajarkan alat-alat ini ke anak dalam kegiatan sehari-hari dan si anak menginternalisasi hal tersebut. Sehingga alat psikologis ini dapat membantu siswa meningkatkan perkembangan mental dan berpikirnya. Pada saat anak berinteraksi dengan orang tua atau teman yang lebih mampu, mereka saling bertukar ide dan cara berpikir tentang representasi dan konsep. Sehingga pengetahuan, ide, sikap dan sistem nilai yang dimiliki anak berkembang seperti halnya cara yang dia pelajari dari lingkungannya.

Bagaimana Pengetahuan dikonstruksi?

Untuk dapat menjelaskan bagaimana pengetahuan dibentuk, tiga penjelasan yang bertahap merangkum berbagai pendekatan konstruktivisme ini:

  1. Realitas dan kebenaran dari dunia luar mengarahkan pembentukan pengetahuan. Individu merekonstruksi realitas diluarnya dengan membentuk representasi mental secara akurat yang mencerminkan "keadaan apa adanya". Tahap pertama yang tidak lain model pemrosesan informasi dari teori belajar kognitif.
  2. Proses internal dari Piaget yaitu organisasi, asimilasi dan akomodasi mengarahkan pembentukan pengetahuan. Jadinya pengetahuan bukan hanya cermin dari realitas, namun suatu abstraksi yang tumbuh dan berkembang dengan aktivitas kognitif. Pengetahuan bukan sekedar benar atau salah; namun terus tumbuh secara internal yang konsisten dan diorganisasikan seiring dengan perkembangannya.
  3. Faktor eksternal dan internal mengarahkan pembentukan pengetahuan. Pengetahuan tumbuh melalui interaksi faktor-faktor internal (kognitif) dan eksternal (lingkungan dan sosial). Deskripsi Vygotsky tentang perkembangan kognitif melalui pengenalan dan pemakaian alat-alat budaya seperti bahasa konsisten dengan pandangan ini.

Hal berikutnya dalam pendekatan konstruktivis ini adalah pertanyaan tentang apakah pengetahuan yang dibentuk itu bersifat internal, umum dan dapat ditransfer atau terikat dalam ruang dan waktu pada saat dibentuk. Apa yang dijelaskan oleh Vigotsky bahwa belajar tergantung konteks sosial dan berada dalam lingkup budaya tertentu memang tepat. Namun apa yang disebut benar dalam waktu dan tempat tertentu bisa menjadi salah di tempat dan waktu yang lain, seperti anggapan bahwa bumi itu datar sebelum Colombus. Ide-ide tertentu berguna pada komunitas tertentu, namun tidak bermanfaat apa-apa di komunitas lain. Apa yang disebut pengetahuan baru ditentukan sebagiannya dengan bagaimana ide baru tersebut sesuai dengan praktek yang berlaku pada saat tersebut. Sepanjang waktu, praktek yang ada dipertanyakan dan bisa diganti, namun sebelum itu terjadi praktek yang ada terus dilakukan karena dinilai tetap menguntungkan.

Selain itu belajar juga terkondisikan berdasar tempat berlangsungnya kegiatan, biasa yang disebut enkulturasi atau proses mengadopsi norma-norma, perilaku, keahlian, kepercayaan, bahasa, sikap dari satu komunitas tertentu. Jadinya pengetahuan tidak hanya dilihat sebagai struktur kognitif individu saja tetapi sebagai buatan dari komunitas sepanjang waktu. Apa yang dilakukan oleh komunitas, cara bagaimana mereka berinteraksi dan menyelesaikan suatu hal, seperti halnya alat yang dibuat oleh komunitas, membentuk pengetahuan dari komunitas tersebut. Belajar artinya menjadi lebih mampu untuk berpartisipasi dalam kegiatan dan pemakaian alat dan mendapat bagian identitas sebagai anggota komunitas.


Disadur secara bebas dari :

Hoy, W. K., & Miskel, C. G. (2005). Educational Administration (seventh ed.). New York: McGraw Hill.



Written By : Bambang Sumintono di Netsains.com


Dikirim oleh Admin
Tanggal 2009-04-02
Jam 13:10:18

http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Belajar%20sains%20dan%20teknologi%20dengan%20Teori%20Belajar%20Ala%20Konstruktivis%20&&nomorurut_artikel=305


ANALISIS

Artikel yang berjudul “Belajar sains dan teknologi dengan Teori Belajar Ala Konstruktivis” tersebut, ingin mengungkapkan tentang bagaimana belajar sains dan teknologi di sekolah bisa lebih diminati dan lebih bisa dipahami oleh siswa dengan menerapkan teori belajar konstruktivisme. Teori belajar konstruktivisme sendiri menurut artikel ini adalah teori belajar yang lebih menekankan pada kontribusi seseorang pembelajar dalam memberikan arti, serta belajar sesuatu melalui aktivitas individu dan sosial. Dalam artikel ini tokoh dari teori belajar konstruktivisme yang dianut adalah Jean Piaget dan Vigotsky, dimana teori belajar Piaget merupakan konstruktivisme individu, sedangkan Vigotsky merupakan konstruktivisme sosial.

Konstruktivisme individu mengungkap sisi dalam psikologi manusia dan bagaimana seseorang membentuk struktur emosional atau kognitif dan strateginya. Piaget menekankan terhadap pemahaman yang dibentuk oleh seseorang merupakan sesuatu yang berhubungan dengan logika dan konstruksi pengetahuan universal yang tidak dapat dipelajari secara langsung dari lingkungan. Pengetahuan seperti itu berasal dari hasil refleksi dan koordinasi kemampuan kognitif dan berpikir serta bukan berasal dari pemetaan realitas lingkungan eksternalnya. Belajar terjadi karena siswa memang mengkonstruksi pengetahuan secara aktif darinya, dan ini diperkuat bila siswa mempunyai kontrol dan pilihan tentang hal yang dipelajari. Pengajaran oleh guru harus bisa mengajak siswa untuk bereksplorasi, melakukan manipulasi, baik dalam bentuk fisik atau secara simbolik, bertanya dan mencari jawaban, membandingkan jawaban dari siswa lain akan lebih membantu siswa dalam belajar dan memahami sesuatu.

Sedangkan menurut konstruktivisme sosial pengetahuan dibentuk secara sosial, yaitu terhadap apa yang masing-masing partisipan kontribusikan dan buat secara bersama-sama. Sehingga perkembangan pengetahuan yang dihasilkan akan berbeda-beda dalam konteks budaya yang berbeda. Interaksi sosial, alat-alat budaya, dan aktivitasnya membentuk perkembangan dan kemampuan belajar individual. Semua proses mental tingkat tinggi, seperti berpikir dan pemecahan masalah dimediasi dengan alat-alat psikologi seperti bahasa, lambang dan simbol. Pada saat anak berinteraksi dengan orang tua atau teman yang lebih mampu, mereka saling bertukar ide dan cara berpikir tentang representasi dan konsep. Sehingga pengetahuan, ide, sikap, dan sistem nilai yang dimiliki anak berkembang seperti halnya cara yang dia pelajari dari lingkungannya.

Artikel ini berusaha untuk menggabungkan teori belajar konstruktivisme individu dan sosial dalam pembelajaran sains dan teknologi. Menurut saya, metode tersebut adalah tepat dan bisa memberikan hasil yang baik dalam bembelajaran sains dan teknologi di sekolah. Karena dalam pembelajaran sains dan teknologi kepada siswa tidak bisa hanya dengan penjelasan, tetapi siswa juga harus diajak untuk bersentuhan langsung dengan hasil dari sains dan teknologi serta lingkungan yang terkait dengan hal tersebut. Dengan demikian siswa bisa berpikir secara logis tentang sains dan teknologi, dan juga bisa terbentuk ide baru serta bisa memperkaya perkembangan intelektual siswa.

Kekurangan dari artikel ini menurut saya yaitu dalam artikel ini tidak disebutkan dan dijelaskan secara konkrit bagaimana cara penerapan pembelajaran sains dan teknologi menggunakan teori belajar konstruktivisme individu dan sosial. Sehingga pembaca hanya mendapatkan gambaran umum dari teori konstruktivisme itu sendiri, sedangkan gambaran nyata penerapannya dalam pembelajaran di sekolah belum didapatkan dari penjelasan artikel ini. Menurut saya, jika didalam artikel ini diberikan penjelasan tentang cara penerapannya, pembaca khususnya para pengajar sains dan teknologi di sekolah bisa menerapkannya langsung dalam pembelajaran di sekolah. Jadi, artikel ini akan bisa lebih bermanfaat bila didalamnya disertai dengan penjelasan cara penerapannya di sekolah.








RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Sekolah : SMP BHAKTI KEDUNGTUBAN
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Kelas / Semester : VIII (delapan)/Semester 1
Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit
A. Standar kompetensi :
1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
B. Kompetensi dasar :
1.6. Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan
C. Indikator :
1. Menjelaskan mekanisme peredaran darah besar dan kecil pada manusia.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui pembelajaran role playing siswa dapat Menjelaskan mekanisme peredaran darah besar dan kecil pada manusia
E. Materi Pembelajaran : Sistem Peredaran Darah Pada Manusia
F. Model/Metode Pembelajaran :
Metode Role Playing
G. Skenario/langkah-langkah pembelajaran
Pertemuan Tahap Rincian kegiatan Waktu

1 Pendahuluan • Salam dan tegur sapa :
Assalamulaikum wr. Wb., selamat siangi anak- anak.
• Mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari pada pembelajaran IPA yang lalu 5 menit
Inti
Eksplorasi :
• Mengorganisasi siswa ke dalam kelompok.
• Siswa melakukan diskusi tentang sistem pengangkutan pada manusia di LKS.
• Membimbing siswa membedakan organ-organ peredaran darah pada manusia
• Siswa melakukan kegiatan sesuai dengan LKS.

Elaborasi :
• Secara kelompok siswa mempresentasikan hasil diskusinya tentang sistem pengangkutan pada manusia.
• Siswa melakuan kegiatan bermain peran sesuai dengan scenario dalam LKS.
Konfirmasi :
• Siswa perwakilan setiap kelompok menuliskan hasil diskusi dan bermain peran.
• Guru dan siswa membuat kesimpulan 70 menit
Penutup
• Guru memperjelas kesimpulan 5 menit

H. Sumber Belajar :
 Buku Paket IPA BSE
 LKS
 Buku referensi lain yang relevan

I. Penilaian

Indicator pencapaian
Penilaian

Teknik penilaian Bentuk instrument Nomer Instrument
1. Membandingkan macam organ penyusun sistem peredaran darah pada manusia Tes tertulis Pilihan ganda 1, 2, 4,5
2. Menjelaskan fungsi jantung, fungsi pembuluh darah dan darah dalam sistem peredaran darah Tes tertulis Uraian 3, 6, 7, 8, 9
3. Mendata contoh penyakit yang berhubungan dengan sistem peredaran darah yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari Penugasan Tugas rumah 10


A. Test
1. Oksigen dapat mencapai ke seluruh jaringan tubuh terutama karena peran …
a. eritrosit c. leukosit
b. trombosit d. plasma
2. Pendarahan karena luka dapat berhenti karena peran …
a. monosit c. eritrosit
b. trombosit d. limfosit
3. Bagian jantung yang merupakan awal dan akhir peredaran darah besar adalaah ….
a. bilik kiri dan serambi kanan
b. bilik kiri dan bilik kanan
c. bilik kanan dan serambi kiri
d. bilik kanan dan bilik
4. Yang termasuk alat-alat peredaran darah adalah …
a. pembuluh darah dan paru-paru
b. limfa dan jantung
c. paru-paru dan jantung
d. jantung dan pembuluh darah
5. Dalam proses pembekuan darah diperlukan vitamin …
a. B b. C c. D d. K
6. Sebutkan tiga tahap kerja jantung pada manusia!
7. Jelaskan perbedaan antara sel darah merah, sel darah putih dan keeping darah !
8. Sebutkan perbedaan antara pembuluh vena dan arteri !
9. Sebutkan fungsi peredaran darah kecil !
10. Mengapa merokok dapat menghambat proses pengangkutan oksigen ke jaringan tubuh ?
11. Buatlah daftar nama penyakit yang berhubungan dengan sistem peredaran darah yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari

B. Kunci jawaban Skor
1. a. eritrosit 1
2. b. trombosit 1
3. a. bilik kiri dan serambi kanan 1
4. d. jantung dan pembuluh darah 1
5. d. K 1
6. 1. kedua serambi menguncup, kedua bilik mengembang, darah masuk ke bilik
2. kedua bilik menguncup, kedua serambi mengembang, darah dari bilik mengalir ke pembuluh nadi dan vena masuk ke serambi
3. serambi dan bilik beristirahat sebentar, kemudian kembali mulai dari pertama lagi. 3
7.

Eritrosit Leukosit Trombosit
1. warna merah 1. tidak berwarna 1. tidak berwarna
2. tidak berinti 2. berinti 2. tidak berinti
3. bentuk bulat pipih dan cekung ditengah 3. bentuk tidak tetap dan ameboid 3. bentuk tidak teratur dan kecil
4. tiap 1 mm3 mengandung 5 juta eritrosit 4. tiap 1 mm3 mengandung 5000-10000 sel 4. tiap 1 mm3 mengandung 200000
5. tempat pembentukan di sumsum merah pada tulang pipih 5. tempat pembentukan di sumsum merah dan kelenjar limfe dan limpa 5. tempat pembentukan pada sumsum merah tulang pipa




5

8.

Pembuluh vena Pembuluh arteri
1. dinding pembuluh tipis, kurang elastis 1. dinding pembuluh tebal, elastis dan lentur
2. jika diraba tidak terasa denyutnya 2. jika diraba terasa denyutnya
3. letak dipermukaan 3. letak agak ke dalam
4. memiliki banyak katup di sepanjang pembuluh 4. memiliki satu katup dekat jantung
5. jika terluka menetes 5. jika terluka memancar keluar
6. mengalirkan darah keluar jantung 6. membawa darah keluar jantung


5
9. fungsi peredaran darah kecil : mengalirkan darah dari jantung ke paru-paru kembali ke jantung 1
10. karena merokok akan menyebabkan kadar CO2 dalam darah meningkat, akibatnya hemoglobin akan lebih banyak mengikat CO2 daripada mengikat oksigen 1
Skor total 20
Nilai Jmlh skor /2

Kedungtuban, 1 Desember 2010
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran IPA




Drs. Sukiran H P Setyo Eko Atmojo, S.Pd
NIP


LEMBAR KEGIATAN SISWA
Satuan Pendidikan : SMP BHAKTI KEDUNGTUBAN
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VIII/I
Materi : Sistem Peredaran Darah Manusia
􀂙 Masalah
Setelah mengetahui organ penyusun sistem peredaran darah manusia, bagaimananakah proses peredarannya?
􀂙 Tujuan
1. Menjelaskan mekanisme peredaran darah besar dan kecil pada manusia
􀂙 Alat dan Bahan
1. Apron: yaitu karton yang bertuliskan jantung, tubuh bagian atas, tubuh bagian bawah, paru-paru, dan darah
2. Kartu (potongan kertas) yang bertuliskan O2 dan CO2
􀂙 Kegiatan
1. Berkelompoklah sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk oleh gurumu
2. Bersama dengan anggota kelompokmu baca skenario mengenai proses peredaran darah manusia
3. Bagilah dalam kelompokmu ada yang menjadi jantung, tubuh bagian atas, tubuh bagian bawah, paru-paru, dan darah
4. Presentasikan skenario tersebut dengan role playing
5. Diskusikanlah dengan kelompokmu berbagai informasi yang kalian peroleh mengenai proses peredaran darah.
6. Tuliskan hasil diskusi dan bermain peran didepan kelas !










SKENARIO Role Playing
PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA
Siswa yang berperan sebagai darah masuk ke serambi kiri jantung setelah menuju ke paru-paru. Darah ini kaya akan O2 untuk dibagikan ke seluruh tubuh. Oleh karena itu tubuh siswa yang sebagai darah ditempeli potongan kertas warna merah bertuliskan O2.
Darah : Hai serambi kiri aku punya banyak O2 dan aku mau membagi O2 ke seluruh tubuh
Serambi kiri : Ya sudah kamu lewat aku. . Akan ku pompa kamu ke bilik kiri jantung . Awas hati-hati ya karena di sana ada katup bikuspidalis
Siswa yang berperan sebagai serambi kiri mendorong darah ke bilik kiri jantung
Bilik kiri : Darah aku pompa kamu ke seluruh tubuh ya biar kamu bisa membagikan O2 ke sel-sel tubuh
Bilik kiri jantung mendorong darah ke seluruh tubuh. Darah ada yang menuju anggota tubuh atas dan bawah
Darah : Hai organ tubuh kalian aku bawakan banyak O2 nih
Organ tubuh : Terimakasih darah. Nanti O2 itu aku gunakan untuk metabolisme
Siswa yang sebagai darah melepaskan potongan kertas bertuliskan O2 untuk di berikan ke organ tubuh sedangkan siswa yang berperan sebagai organ tubuh menukarkannya dengan potongan kertas bertuliskan CO2. Sekarang darah banyak mengandung CO2
Darah : Aduh CO2nya banyak sekali tubuhku jadi kotor lagi nih. Tubuhku harus bersih tapi aku harus lewat jantung dulu. Aku ke sana ah
Darah pergi mendekati serambi kanan jantung
Siswa yang berperan sebagai darah masuk ke serambi kanan jantung setelah beredar ke seluruh tubuh. Darah ini mengandung banyak CO2 yang harus ditukarkan dengan O2 di paru-paru. Oleh karena itu siswa yang sebagai darah di tubuhnya ditempeli dengan potongan kertas berwarna biru yang bertuliskan CO2.
Darah : Hai jantung tubuhku penuh dengan CO2 nih. Aku harus bersihkan tubuhku ini dengan O2.
Serambi kanan : Ya sudah sini kamu lewat bilik kanan, aku akan pompa kamu ke bilik kanan ya. Awas hati-hati ada karena di sana ada katup trikuspidalis
Siswa yang berperan sebagai serambi kanan jantung mendorong darah ke bilik kanan jantung
Bilik kanan : Darah biar kamu bersih kamu harus ke paru-paru. Aku pompa kamu ke paru-paru ya
Siswa yang sebagai bilik kanan jantung mendorong darah ke paru-paru
Darah : Paru-paru aku kotor sekali
Paru-paru : Aduh darah kamu penuh dengan CO2 sini aku bersihkan tubuhmu yang kotor, aku bersihkan CO2mu dan kamu akan ku beri O2.
Siswa yang berperan sebagai paru-paru melepaskan tempelan potongan kertasbertuliskan CO2. yang menempel di tubuh siswa yang berperan sebagai darah.
Kemudian menempelkan potongan kertas warna merah bertuliskan O2 di tubuh darah.
Paru-paru : Nah sekarang baru sudah bersih. Kamu boleh kembali ke jantung
Darah : Terimakasih paru paru
Paru-paru mendorong darah ke jantung
Siswa yang berperan sebagai darah bergerak menuju serambi kiri
Serambi kiri : Darah kamu sudah bersih ya
Darah : Iya benar sekarang aku punya banyak O2 untuk aku bagikan ke semua jaringan tubuh
Serambi kiri : Ya sudah kamu lewat aku. . Akan ku pompa kamu ke bilik kiri jantung . Awas hati-hati ya karena di sana ada katup bikuspidalis
Siswa yang berperan sebagai serambi kiri mendorong darah ke bilik kiri jantung
Bilik kiri : Darah aku pompa kamu ke seluruh tubuh ya biar kamu bisa membagikan O2 ke sel-sel tubuh
Bilik kiri jantung mendorong darah ke seluruh tubuh. Darah ada yang menuju anggota tubuh atas dan bawah
Darah : Hai organ tubuh kalian aku bawakan banyak O2 nih
Organ tubuh : Terimakasih darah. Nanti O2 itu aku gunakan untuk metabolisme
Siswa yang sebagai darah melepaskan potongan kertas bertuliskan O2 untuk di berikan ke organ tubuh sedangkan siswa yang berperan sebagai organ tubuh menukarkannya dengan potongan kertas bertuliskan CO2. Sekarang darah banyak mengandung CO2
Darah : Aduh CO2nya banyak sekali tubuhku jadi kotor lagi nih. Tubuhku harus bersih tapi aku harus lewat jantung dulu. Aku ke sana ah
Darah pergi mendekati serambi kanan jantung
Siswa yang berperan sebagai darah masuk ke serambi kanan jantung setelah beredar ke seluruh tubuh. Darah ini mengandung banyak CO2 yang harus ditukarkan dengan O2 di paru-paru. Oleh karena itu siswa yang sebagai darah di tubuhnya ditempeli dengan potongan kertas berwarna biru yang bertuliskan CO2. Darah : Hai jantung tubuhku penuh dengan CO2 nih. Aku harus bersihkan tubuhku ini dengan O2.
Serambi kanan : Ya sudah sini kamu lewat bilik kanan, aku akan pompa kamu ke bilik kanan ya. Awas hati-hati ada karena di sana ada katup trikuspidalis
Siswa yang berperan sebagai serambi kanan jantung mendorong darah ke bilik kanan jantung
Bilik kanan : Darah biar kamu bersih kamu harus ke paru-paru. Aku pompa kamu ke paru-paru ya
Siswa yang sebagai bilik kanan jantung mendorong darah ke paru-paru
Darah : Paru-paru aku kotor sekali
Paru-paru : Aduh darah kamu penuh dengan CO2 sini aku bersihkan tubuhmu yang kotor, aku bersihkan CO2mu dan kamu akan ku beri O2.
Siswa yang berperan sebagai paru-paru melepaskan tempelan potongan kertasbertuliskan CO2. yang menempel di tubuh siswa yang berperan sebagai darah.
Kemudian menempelkan potongan kertas warna merah bertuliskan O2 di tubuh darah.
Paru-paru : Nah sekarang baru sudah bersih. Kamu boleh kembali ke jantung
Darah : Terimakasih paru paru
Paru-paru mendorong darah ke jantung
Siswa yang berperan sebagai darah bergerak menuju serambi kiri
Serambi kiri : Darah kamu sudah bersih ya
Darah : Iya benar sekarang aku punya banyak O2 untuk aku bagikan ke semua jaringan tubuh
Serambi kiri : Ya sudah kamu lewat aku. . Akan ku pompa kamu ke bilik kiri jantung . Awas hati-hati ya karena di sana ada katup bikuspidalis
Siswa yang berperan sebagai serambi kiri mendorong darah ke bilik kiri jantung
Bilik kiri : Darah aku pompa kamu ke seluruh tubuh ya biar kamu bisa membagikan O2 ke sel-sel tubuh.
Darah : Terimakasih bilik kiri aku akan beredar keseluruh tubuh
Begitu seterusnya aku akan terus beredar untuk mengangkut dan mengedarkan oksigen, sari sari makanan dan zat zat lain yang diperlukan oleh sel sel tubuh karena itu adalah tugasku.







TUGAS INDIVIDU




Mata Kuliah

Inovasi Dan Praktek Pembelajaran IPA




Dosen Pengampu

Prof.Dr. Wiyanto, M.Si
Dr. Sri Sulistyorini, M.Pd




SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISTEM PEREDARAN DARAH DENGAN METODE ROLE PLAYING







Oleh
Setyo Eko Atmojo / 0103509009







PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR
KONSENTRASI PENDIDIKAN IPA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2010